Rabu, 18 September 2013

Mari Kita Perbaiki

Allahuma yasir walla tu'assir

Sering kali kita pasang status seperti doa diatas. Tahukah artinya?
Ya Allah permudahlah dan jangan dipersulit!
Pantaskah kita memanjatkan doa seperti ini? sedangkan Rasulullah bersabda, dalam satu doa iftitah beliau
"Dan kebaikan semuanya berada dikedua tanganMu, dan keburukan / kejahatan tidak di nisbatkan kepadaMu"
Dan Rasululullah shallahu alaihi wassalam telah mengajarkan doa yang lebih baik yaitu,

"  Doa menghadapi kesulitan "
لهُمَّ لا سَهْلَ إلا مَا جَعَلتَهُ سَهْلا وَ أنتَ تَجْعَلُ الحزْنَ إذا شِئْتَ سَهْلا
Allahumma laa sahla illa ma ja'altu sahla ilaa maa  ja'alatahu sahla wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahlaa"

"Ya allah tidak ada kemudahan kecuali apa yang engkau jadikan mudah, sedang yang sulit bisa engkau jadikan mudah, apabila engkau menjadikannya mudah" (HR IBNU HIBBAN Dalam kitab shohihnya no 2427. Di shohihkan oleh 'Abdul Qodir Al -Amauth dalam takhrij Al-Adzkar An- Nawawi hal 187. Lihat As- Silsilah hadist Ash- shohihah no 2886. Dikutip dari buku "doa wirid" karya Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas

mari kita lihat kalimat ini "allahumma yasir wala tu'asir"
dalam sebuah riwayat yg shahih.. Nabi - shallahu alaihi wassalam berkata kepada beberapa da'i yg diutus beliau shallahu alaihi wassalam untuk mesyiarkan dakwah islam yg mulia ini
"yassiruu wala tu'assiruu, basyiruu walaa tunaffiru" permudahlah, jangan dipersulit , berilah kabar gembira, jangan ditakut-takuti" ternyata... itu bukanlah doa tetapi nasehat buat para da'i

Jika ini ditujukan kepada Allah Swt maka salah penempatannya, karena Allah Swt tidak akan mempersulit hamba-Nya dgn ke maha Rahman dan Rahimnya.

Semoga bermanfaat.






Sabtu, 14 September 2013

Pengaruh SosMed dgn Kehidupan

01. percaya atau tidak percaya | hidupmu benar-benar dipengaruhi dari orang yang engkau follow | kok bisa? kita lanjut ya..

02. karena cara kerja akal manusia itu sederhana | dalam level alami akal kita bekerja mirip-mirip "Search Engine" | hehe..

03. artinya informasi mana yang paling sering masuk ke akal | maka informasi itulah yang paling mungkin kita keluarkan

04. dalam level normal | kita menganggap sesuatu itu benar karena itu sering kita dengar (sugesti) | jarang yang betul-betul membuktikan

05. artinya apapun yang kita terima baik baca atau dengar | bila itu cukup banyak repetisinya | ianya akan merubah kita, pola pikir kita

06. kesimpulannya | twit yang kita baca sehari-hari, itulah yang membentuk pola pikir kita | mungkin kita tiada sadari itu

07. sudah ada penelitiannya kok  | bahwa kata-kata yang ia baca itu mempengaruhi mood seseorang | valid 

08. jadi membaca twit yang sinis, hasad, dengki, bully, dan sebagainya | mempengaruhi kita jadi yang semisalnya

09. liat aja, biasanya yang hobinya ngebully | followernya kebanyakan se-ide, dan yang difollow pun jelas yang begitu juga 

10. jangan heran kenapa kita bawaan mellow melulu | mungkin following yang twit galau semua? hehe..

11. kesalahan yang diulang berkali-kali akan jadi kewajaran | twit yang kita baca berulang kali, juga mempengaruhi kita

12. jangan heran kenapa kita sulit khusnu-dzann | mungkin yang kita follow isinya sinis penuh caci-maki? 

13. atau jangan heran kenapa kita sulit meyakini Allah dan Rasul-Nya | mungkin kita sudah terlanjur percaya ramalan?#ehh

14. sebaliknya | bila yang kita follow isinya twit yang memotivasi, mencerahkan, mengutip ayat atau hadits | sekiranya hasilnya? 

15. mudahnya gini deh | teko yang kita isi air akan keluar air | teko yang diisi kopi akan keluar kopi | cara pikir dipengaruhi twitt

16. tentu ini asumsinya dalam kondisi normal | bagi yang sudah punya filter akal | twitt orang lain nggak semudah itu pengaruhi dia

17. masih nggak percaya? | coba perhatikan deh following seseorang | sedikit banyak akan mengartikan siapa dia 

18. dan mungkin kita bakal berpikir "ooo.. pantes aja orangnya begini, followingnya yang begini-begini to.." hehehe...

19. cara paling enak gunakan twitter untuk berubah baik adalah | follow yang manfaat dunia-akhirat | yang selalu ingatkan dan kasi nasihat

20. atau follow yang mengisahkan kehidupan Rasul dan sahabatnya | agar karakter mereka menyatu dengan kita | melalui bacaan yang baik

21. yang twittnya ngasal dan bocor nggak perlu difollow | akal kita terlalu berharga untuk tercemar hal-hal yang nggak Islami

22. hidup memang nggak hanya di twitter | tapi twitter terbukti jadi alat yang baik bagi dakwah | nasihat pribadi di ponsel gitu.. 

23. "tapi nggak nahan kalo follow ustadz2, twittnya jleb melulu" | yee.. kan katanya mau baik? terkadang sakit itu bagian dari belajar 

24. follow yang salih, memang kadang menyakitkan, tapi kita belajar | follow yang liberalis, sudah bikin sakit, juga bikin sesat | hehe..

25. "tapi semenjak aku follow yang baik2, jadi rasa berdosa banget" | bagus kan? sadar itu setengah insaf, hehehe.. 

26. daripada follow ramalan-ramalan? | kalo doi bener bisa ramal, dia udah kaya, nggak usah twitt lagi hehe.. | yang bohong2 tinggalin deh

27. bukan hanya lisan dan amal yang perlu dijaga | terjaganya lisan diawali terjaganya mata yang membaca, dan telinga yang menyimak

28. after all | manusia memang tercipta dengan sunatullah mengikuti "memfollow" | karenanya, mari follow hanya yang baik 

Mereka bertanya??



A : Mbak ikut Islam aliran apa ya?
B : Saya Islam aja. Nggak pake aliran2
A : Maksud saya Islamnya yg mana gitu mbak, kan kerudungnya lebar gitu?
B : Ndak kok mbak, saya ndak ikut golongan macem2, saya cuma ikut anjuran Islam aja.
A : Iya, maksud saya Islamnya ikut golongan apa gitu, kan biasanya kalo jilbab gedhe ikut golongan ini itu?
B : Kalo mbaknya ikut golongan apa ya kok nggak pake kerudung?
A : ................'

========================================

versi kedua:

A: Mbaknya aliran apa sih mbak kok pakai kerudung gede banget?

Y: Saya Islam tanpa embel-embel mbak.

A: Iya saya tau Islam. Tapi Islam apa?

Y: Ya Islam saja mbak.

A: Maksud saya Islam yang seperti apa? Aliran apa?

Y: ' Nggak ada alirannya mbak.

A: Bukan, kan kerudung mbak gede banget, itu Islam aliran apa gitu loh mbak?

Y: ' Saya tanya balik. Mbaknya Islam kan?

A: Iya saya islam.

Y: Mbaknya aliran apa kok nggak pakai kerudung???

A: ..........

=============================

panjangkan kerudung, lebarkan jilbab | demikian akan sempurna hijab | sederhanakan pakaian

berpaling dari mode mungkin membuatmu terasing, tapi bukankah Rasul telah katakan: "berbahagialah wahai orang-orang terasing?"


"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (QS Al Ahzab: 59)

dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” (QS An Nur: 31)

Dosa di Balik Jilbab Gaul



Jikalau kita cermati, jilbab yang dipakai oleh wanita Muslimah itu bermacam-macam. Bisa kita bagi secara umum menjadi 3 macam jilbab, yaitu :

- Jilbab besar
- Jilbab biasa
- Jilbab gaul atau jilbab “funky bin jilbab nyekek leher” saja

Simak penjelasannya satu-persatu :

- Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). (Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar II / 94)

- Adapun jilbab biasa adalah sama dengan di atas, namun dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar jilbab di atas. Hukum jilbab seperti ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat yang ada pada jenis pertama (menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.

- Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi booming sekarang ini. Contoh-contohnya :

Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang hanya sebetis / malah kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang hanya mengikatkan kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai bawahan hanya ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kaki, ada juga yang memakai baju berlengan panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker / kaos tangan, sehingga jika diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada di tangannya, ada yang pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih panjang daripada kerudungnya ada yang pakai kerudung “saringan tahu” karena saking tipisnya sehingga rambut dan ikat rambutnya terlihat jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna yang mencolok sehingga bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada yang menghiasi jilbab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti bros, yang terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang terlihat seperti, “Biarawati Nasrani” … wal 'iyadzubillah.

Bagi wanita muslimah yang memakai jilbab jenis ketiga ini, apakah bisa dikatakan sudah cukup dan lebih “mending” dan baik daripada yang tidak pakai sama sekali?

Jawabannya, justru bisa jadi wanita tersebut berdosa karena melanggar batasan-batasan syari’at tentang jilbab dan busana Muslimah. Hal ini jika kita cermati, niscaya banyak sekali penyimpangan-penyimpangan dari jenis jilbab “gaul” ini, antara lain :

A. JILBAB GAUL TIDAK MENUTUP AURAT SECARA SEMPURNA (HANYA “MEMBUNGKUS” AURAT)

Aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Namun, banyak dari busana Muslimah saat ini, tidak menutupi aurat secara keseluruhan. Masih ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka. Di antara mereka masih ada yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki. Padahal jilbab syar’i adalah yang menutup aurat secara sempurna, kecuali muka dan telapak tangan saja.

Dari Abu Dawud, dari 'Aisyah berkata, bahwa 'Asma suatu kali mendatangi Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallama dengan mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata kepadanya, ”Wahai Asma’, wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh), tidak boleh terlihat darinya kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya dan telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud no. 4104)

B. JILBAB GAUL MENARIK PERHATIAN KAUM LELAKI

Di antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan lelaki dan menghindar dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik perhatian kaum lelaki. Bagaimana mungkin jilbab justru menarik perhatian kaum lelaki ? Hal ini disebabkan antara lain :

- Jilbab gaul berwarna warni dan dihiasi berbagai macam motif. Syaikh al-Albani menegaskan, “Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab adalah untuk menutup perhiasan wanita, maka tidak masuk akal jika seorang wanita Muslim memakai jilbab yang penuh motif dan hiasan.” (Jilbab Mar’ah Muslimah : 120)

Oleh karenanya, Allah Ta'ala berfirman,”Dan janganlah menampakkan perhiasannya.” (QS. An-Nur : 31). Keumuman ayat ini menunjukkan bahwa hiasan yang tidak boleh ditampakkan adalah mencakup pakaian itu sendiri jika dipenuhi oleh hiasan yang menarik perhatian kaum lelaki.

APAKAH BERARTI SEORANG WANITA MUSLIM HARUS MEMAKAI PAKAIAN HITAM ?

Tidak juga, karena kriteria pakaian bagi Muslimah adalah pakaian yang berwarna lazim atau familiar, tidak menjadi pusat perhatian. Sehingga, jika suatu daerah justru membenci warna hitam, maka tidak mengapa dia memilih pakaian berwarna terang seperti merah, hijau, dll jika termasuk pakaian yang lazim dipakai.

Ibrahim an-Nakha’i suatu hari bersama Alqamah mendatangi para istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallama, mereka berdua mendapatkan istri para Nabi memakai pakaian berwarna merah. (Jilbab Mar’ah Muslimah : 122)

- Jilbab gaul tipis dan transparan

Menutup aurat tidak mungkin terwujud dengan pakaian tipis dan transparan, justru dengan pakaian tipis, akan menambah fitnah dan menjadi hiasan bagi kaum wanita. Karenanya Nabi ﷺ bersabda, ”Dua golongan dari ahli Neraka yang tidak pernah aku lihat : [1] Seseorang membawa cambuk seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan [2] Perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya bagai punuk onta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya,sekalipun ia bisa didapatkan sejauh perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Ibnu 'Abdil Barr rahimahullaahu mengatakan, ”Makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’ (berpakaian tapi telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutup dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Mar’ah Muslimah : 125-126)

- Jilbab Gaul ketat, memakai jilbab itu bertujuan menghindari fitnah, dan hal ini tak mungkin terwujud dengan memakai pakaian ketat. Meskipun terkadang pakaian ini menutupi warna kulit, namun pakaian seperti ini menampakkan sebagian bahkan seluruh lekuk tubuh.

- Jilbab Gaul berparfum, padahal Nabi ﷺ menegaskan, ”Tidaklah seorang wanita memakai minyak wangi lalu keluar melewati sebuah kaum supaya mereka mencium parfumnya, maka sesungguhnya wanita itu adalah pezina.” (HR. Ahmad)

- Jilbab Gaul menyerupai wanita-wanita kafir, karena biasanya jilbab gaul mengikuti mode yang sedang berkembang di dunia barat kemudian dipoles sedikit dengan nuansa Islami, belum lagi dengan model yang sedang nge- trend yang menyerupai biarawati Nasrani ... wal 'iyadzubillah

MENGAPA FENOMENA INI SEMAKIN MARAK DAN DIGANDRUNGI OLEH SEBAGIAN REMAJA PUTERI DAN WANITA MUSLIMAH ?

Boleh jadi hal ini disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai jilbab yang syar’i. Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab pemahaman keIslamannya masih minim. Atau mereka termakan berbagai propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar rumah dalam keadaan “telanjang” dengan alasan emansipasi, kesetaraan gender, dll. Propaganda lainnya yang menyebutkan bahwa jilbab hanya adat dan budaya negara Arab saja, dsb.

Bagaimana solusinya ? Tentunya dengan menanamkan pendidikan Islam secara menyeluruh dan berkesinambungan kepada para generasi muda umat ini dimulai dari diri mereka sendiri. Wallahu A’lam.

Ustadz Abu Rufaid Agus Suseno, Lc
Majalah Sakinah Volume 10, No. 8 15 November-15 Desember 2011)

Sabtu, 07 September 2013

Rest Area


Lelaki tercipta dengan fitrah mengembara, tak kan bisa tertambat hatinya tanpa menikah karena Allah
Mau hanya jadi tempat singgah?
Mau tau apa yang terjadi pada tempat singgah? lihat rest area!!!
Laki laki mampir makan, mampir buag hajat, mampir, mampir dan mampir...
Pacaran itu kayak mampir, nikah itu bagai perhentian.
Mau jadi tempat mampir atau rumah peraduan?
Mampir ketempat singgah tidak perlu komitmen, beli rumah perlu komitmen
Itulah kenapa laki laki lebih rindu rumah daripada tempat singgah
Kamu pilih mana? jadi tempat singgah atau jadi rumah perhentian?
Your life is your choice,,, choose well, my dear...
Udah putusin aja, jangan jadi tempat singgah, jangan jadi tempat mampir bila perlu, dtinggal jika mau.
Engkau lebih berharga dari sekedar itu...
Jangan jadi barang yang" pecah berarti membeli"
Tapi lantas dipecahin sama yang gak mampu beli.
Jadilah muslimah sejati, dimana engkau harus diniahi seblum dilihat dan di rayu.
Dan pastikan yang punya komitmen menghampirimu.

Jumat, 06 September 2013

EMANG PACARAN DALAM ISLAM GAK BOLEH?

A : Emang pacaran dalam islam gak boleh ya??
B : IYA, Rasulullah SAW melarang segala jenis khalwat yang bukan mahram, termauk pacaran.

A : Walaupun beda negara? LDR gitu?
B : MAU BEDA NEGARA, MAU BEDA ALAM, MAU BEDA DUNIA, MAU LDR, MAU                TETANGGA, TETEP AJA HARAM!!!

A : Kan Pacarannya gak ngapa-ngapain?
B : Gak ngapa-ngapain aja udah maksiat dan dapet dosa, rugi kan? Mendingan gak usah dehh

A : Tapi kan kita punya perasaan?
B : SO? Harus bilang wow gitu? Punya perasaan nggak buat kamu boleh melanggar hukum Allah, yg kasih kamu perasaan.

A : Kalo pacarannya bikin positif?
B : Positif hamil maksudnya??
A : hehehe jangan suudzhann, maksudnya bersamanya bikin rajin shalat getohhh....
B : Shalatmu untuk Allah atau untuk pacar? pernah denger ikhlas??
A : Nggak maksudnya kalo gegara dia kita rajin shalat, kita kan jadi be amar ma'ruf?
B : Halah,, DUSTA! Mana ada kema'rufan dalam  membangkang aturan Allah

A : Kalo orang tua udah restui kita pacaran? 
B : MAU ORANG TUA YANG KASIH RESTU, MAU ORANG UTAN YANG KASIH RESTU,  TETEP AJA PACARAN MAKSIAT!!!

A : Katanya ridha Allah kan bersama ridha ortu?
B : NGAWUR POOL, dalam ketaatann kepada Allah betul lha,, dalam maksiat masa ortu lebih tau dari pada Allah

A: Jadi, Nggak boleh nih? kalo dikitt aja gimana??
B : EEE... PAKE NAWAR,, EMANG INI TOKO BESI KULAKAN???

Mengapa Wanita Harus Berjilbab?

Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi. 

Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:

Pertama : Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya. 
Ketaatan merupakan sumber kebahagian dan kesuksesan besar di dunia dan akherat. Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman manakala ia enggan merealisasikan,mengaplikasikan serta melaksanakan segenap perintah Allah dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 

"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". [Al Ahzab:71]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

ذَاقَ طَعْمَ الإِيماَنِ مَنْ رَضِيَ بالله رَباًّ وَبالإسْلامِ دِيْناً وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلًا.

"Sungguh akan merasakan manisnya iman, seseorang yang telah rela Allah sebagaiRabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul utusan Allah". [HR Muslim].

Kedua : Pamer aurat dan keindahan tubuh merupakan bentuk maksiat yang mendatangkan murka Allah dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا 

"Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata". [Al Ahzab:36].

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافىً إلاَّ المُجَاهِرُن. 

"Setiap umatku (yang bersalah) akan dimaafkan, kecuali orang yang secara terang-terangan (berbuat maksiat)". [Muttafaqun alaih].

Sementara wanita yang pamer aurat dan keindahan tubuh sama artinya dia telah berani menampakkan kemaksiatan secara terang-terangan.

Ketiga : Sesungguhnya Allah memerintahkan hijab untuk meredam berbagai macam fitnah (kerusakan)

Jika berbagai macam fitnah redup dan lenyap, maka masyarakat yang dihuni oleh kaum wanita berhijab akan lebih aman dan selamat dari fitnah. Sebaliknya, masyarakat yang dihuni oleh wanita yang gemar bertabarruj (berdandan seronok), pamer aurat dan keindahan tubuh, sangatlah rentan terhadap ancaman berbagai fitnah dan pelecehan seksual serta gejolak syahwat yang membawa malapetaka dan kehancuran yang sangat besar. Jasad yang bugil jelas akan memancing perhatian dan pandangan berbisa. Itulah tahapan pertama bagi penghancuran dan pengrusakan moral dan peradaban sebuah masyarakat.

Keempat : Tidak berhijab dan pamer perhiasan akan mengundang fitnah bagi laki-laki.

Seorang wanita apabila memamerkan bentuk tubuh dan perhiasannya di hadapan laki-laki non mahram, jelas akan mengundang perhatian kaum laki-laki hidung belang dan serigala berbulu domba. Jika ada kesempatan mereka pasti akan memangsa dengan ganas laksana singa sedang kelaparan.
Seorang penyair berkata,

نظرة فإبتسامة فسلام * فكلام فموعد فلقاء.

"Berawal dari pandangan lalu senyuman kemudian salam disusul pembicaraan lalu berakhir dengan janji dan pertemuan".

Kelima : Seorang wanita muslimah yang menjaga hijab, secara tidak langsung ia berkata kepada semua kaum laki-laki,“Tundukkanlah pandanganmu, aku bukan milikmu dan kamu juga bukan milikku. Aku hanya milik orang yang dihalalkan Allah bagiku. Aku orang merdeka yang tidak terikat dengan siapapun dan aku tidak tertarik dengan siapapun karena aku lebih tinggi dan jauh lebih terhormat dibanding mereka.”

Adapun wanita yang bertabarruj atau pamer aurat dan menampakkan keindahan tubuh di depan kaum laki-laki hidung belang, secara tidak langsung ia berkata, “Silahkan anda menikmati keindahan tubuhku dan kecantikan wajahku. Adakah orang yang mau mendekatiku? Adakah orang yang mau memandangku? Adakah orang yang mau memberi senyuman kepadaku? Ataukah ada orang yang berseloroh,“Aduhai betapa cantiknya dia?”. Mereka berebut menikmati keindahan tubuhnya dan kecantikan wajahnya hingga mereka pun terfitnah.

Manakah di antara dua wanita di atas yang lebih merdeka? Jelas, wanita yang berhijab secara sempurna akan memaksa setiap lelaki untuk menundukkan pandangan mereka dan bersikap hormat ketika melihatnya, hingga mereka menyimpulkan bahwa dia adalah wanita merdeka, bebas dan sejati. 

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan hikmah di balik perintah mengenakan hijab dengan firmanNya.

ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا 

"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". [Al Ahzab : 59]

Wanita yang menampakkan aurat dan keindahan tubuh serta kecantikan parasnya, laksana pengemis yang merengek-rengek untuk dikasihani. Tanpa sadar mereka rela menjadi mangsa kaum laki-laki bejat dan rusak. Dia menjadi wanita terhina, terbuang, murahan dan kehilangan harga diri dan kesucian. Dan dia telah menjerumuskan dirinya dalam kehancuran dan malapetaka hidup.

SYARAT-SYARAT HIJAB
Hijab sebagai bagian dari syariat islam, memiliki batasan-batasan jelas. Para ulama pembela agama Allah telah memaparkan dalam tulisan-tulisan mereka seputar kriteria hijab. Setiap mukminah hendaknya memperhatikan batasan syariat berkaitan dengan hijab ini. Menjadikan Kitabullah dan Sunnah NabiNya sebagai dasar rujukan dalam beramal, serta tidak berpegang kepada pendapat-pendapat menyimpang dari para pengekor hawa nafsu. Dengan demikian tujuan disyariatkanya hijab dapat terwujud, bi’aunillah.

Diantara syarat-syarat hijab antara lain:

Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ 

"Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka". [An Nuur:31].

Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59}* لَّئِن لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَيُجَاوِرُونَكَ فِيهَآ إِلاَّ قَلِيلاً

"Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". [Al Ahzab : 59].

Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

-. Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.
-. Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
-. Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.
-. Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan. 
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut.

من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه النار.

"Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]

-. Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

أَيُّماَ امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَليَ قَوْمٍ لِيَجِدوُا رِيْحَهَافهي زَانِيَةٌ.

"Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina". [HR Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]

Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.

"Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka". [HR Ahmad dan Abu Daud]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki. [HR Abu daud Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].

Catatan : 
Syaikh Albani dalam kitabnya Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah Fil Kitab Was Sunnah mengatakan, menutup wajah adalah sunnah hukumnya (tidak wajib) akan tetapi yang memakainya mendapat keutamaan. Wallahu a’lam

Tulisan ini saya tujukan kepada saudari-saudariku seiman yang sudah berhijab agar lebih memantapkan hijabnya hanya untuk mencari wajah Allah. Juga bagi mereka yang belum berhijab agar bertaubat dan segera memulainya sehingga mendapat ampunan dari Allah Azza wa Jalla.

kedudukan wanita dalam islam

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassallam beserta keluarga, para Shahabat, para tabi'in, tabi'ut tabi'in dan para penerus perjuangan Beliau hingga akhir zaman.

  • Wanita Di Masa Jahiliyah
Nasib kaum wanita dimasa jahiliyah (sebelum diutusnya Rasulullah SAW) pada umumnya tertindas dan terkungkung khususnya di lingkungan bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini menimpa di seluruh belahan dunia. Bentuk penindasan ini di mulia sejak kelahiran sang bayi, aib besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan.

Sebagian mereka tega menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris.

Allah SWT berfirman:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأُنثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدّاً وَهُوَ كَظِيمٌيَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِن سُوءِ مَا بُشِّرَ
بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلاَ سَاء مَا يَحْكُمُونَ
"Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu." (QS An Nahl [16]: 58-59).
  • Islam Menjunjung Martabat Wanita
Dienul Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, menghapus seluruh bentuk kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai martabat manusiawi. Timbangan kemulian dan ketinggian martabat di sisi Allah adalah takwa, sebagaiman yang terkandung dalam ayat berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar". (Q.S Al Hujurat [49]: 3).

Lebih dari itu Allah menegaskan dalam firman-Nya yang lain:
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An Nahl [16]: 97)
  • Ambisi Musuh-Musuh Islam Untuk Merampas Kehormatan Wanita
Dalih emansipasi atau kesamarataan posisi dan tanggung jawab antara pria dan wanita telah semarak di panggung modernisasi dewasa ini. Sebagai peluang dan jembatan emas buat musuh-musuh Islam dari kaum feminis dan aktivis perempuan anti Islam untuk menyebarkan opini-opini sesat. "Pemberdayaan perempuan", "kesetaraan gender", "kungkungan budaya patriarkhi" adalah sebagai propaganda yang tiada henti dijejalkan di benak-benak wanita Islam.

Dikesankan wanita-wanita muslimah yang menjaga kehormatannya dan kesuciannya dengan tinggal di rumah adalah wanita-wanita pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat dengan jilbab atau kerudung atau menegakkan hijab (pembatas) kepada yang bukan mahramnya, direklamekan sebagai tindakan jumud (kaku) dan penghambat kemajuan budaya. Sehingga teropinikan wanita muslimah itu tak lebih dari sekedar calon ibu rumah tangga yang tahunya hanya dapur, sumur, dan kasur. Oleh karena itu agar wanita bisa maju, harus direposisi ke ruang rubrik yang seluas-luasnya untuk bebas berkarya, berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara apapun seperti halnya kaum lelaki di masa moderen dewasa ini.
  • Ketahuilah wahai muslimah! Suara-suara sumbang yang penuh kamuflase dari musuh-musuh Allah itu merupakan kepanjangan lidah dari syaithan.
Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaithan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak kalian dari jannah, ia menanggalkan dari kedua pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya." (QS Al A'raf [7]: 27).
  • Peran Wanita Dalam Rumah Tangga
Telah termaktub dalam Al Qur'an sebagai petunjuk bagi umat manusia yang datang dari Rabbull Alamin Allah Yang Maha Memiliki Hikmah:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
"Dan tetaplah kalian (kaum wanita) tinggal di rumah-rumah kalian." (QS Al Ahzab [33]: 33)
[Maksudnya: Isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mu'minat].>> Maha benar Allah dalam segala firman-Nya.

Posisi wanita sebagai sang istri atau ibu rumah tangga memiliki arti yang sangat urgent, bahkan dia merupakan salah satu tiang penegak kehidupan keluarga dan termasuk pemeran utama dalam mencetak "tokoh-tokoh besar". Sehingga tepat sekali ungkapan: "Dibalik setiap orang besar, pasti ada seorang wanita yang mengasuh dan mendidiknya."

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkta: "Perbaikan masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara:
  • Pertama: perbaikan secara dhahir, di pasar-pasar, di masjid-masjid dan selainnya dari perkara-perkara dhahir. Ini didominasi oleh lelaki karena merekalah yang bisa tampil di depan umum.
  • Kedua: perbaikan masyarakat yang dilakukan di rumah-rumah, secara umum hal ini merupakan tanggung jawab kaum wanita. Karena merekalah yang sangat berperan sebagai pengatur dalam rumahnya. Sebagaiman Allah SWT berfirman (artinya):
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا
يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
"Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj (berpenampilan) sebagaimana penampilannya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah hanyalah berkehendak untuk menghilangkan dosa-dosa kalian wahai Ahlul bait dan mensucikan kalian dengan sebersih-bersihnya". (QS Al Ahzab [33]: 33)

Kami yakin setelah ini, tidaklah salah bila kami katakan perbaikan setengah masyarakat itu atau bahkan mayoritas tergantung kepada wanita dikarenakan dua sebab:

1. Kaum wanita jumlahnya sama dengan kaum laki-laki bahkan lebih banyak, yakni keturunan Adam mayoritasnya wanita sebagamana hal ini ditunjukkan oleh As Sunnah An Nabawiyah. Akan tetapi hal itu tentunya berbeda antara satu negeri dengan negeri lain, satu jaman dengan jaman lain. Terkadang di suatu negeri jumlah kaum wanita lebih dominan dari pada jumlah lelaki atau sebaliknya… Apapun keadaannya "wanita memiliki peran yang sangat besar" dalam memperbaiki masyarakat.

2. Tumbuh dan berkembangnya satu generasi pada awalnya berada dibawah asuhan wanita. Atas dasar ini sangat jelaslah bahwa tentang kewajiban wanita dalam memperbaiki masyarakat. (Daurul Mar'ah Fi Ishlahil Mujtama')
  • Pekerjaan Wanita Di Dalam Rumah
Beberapa pekerjaan wanita yang bisa dilakukan di dalam rumah:

1. Beribadah kepada Allah . Tinggalnya ia di dalam rumah merupakan alternatif terbaik karena memang itu perintah dari Allah SWT dan dapat beribadah dengan tenang.

Allah SWT berfirman:

"Tetaplah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyah yang pertama. Tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya." (QS Al Ahzab [33]: 33)

2. Wanita berperan memberikan sakan (ketenangan/keharmonisan) bagi suami. Namun tidak akan terwujud kecuali ia melakukan beberapa hal berikut ini:

Taat sempurna kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat bahkan lebih utama daripada melakukan ibadah-ibdah sunnah. Rasulullah SAW bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُوْمَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
"Tidak boleh seorang wanita puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapat izin suaminya." (Muttafaqun 'alaihi)

Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib sementara menunaikan kewajiban lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah.' (Fathul Bari 9/356)

Menjaga rahasia suami dan kehormatannya dan juga menjaga kehormatan dirinya sendiri disaat suaminya tidak ada di tempat. Sehingga menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh terhadapnya.

- Menjaga harta suami. Rasulullah bersabda:

خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الإِبِلَ صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ : أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ
"Sebaik-baik wanita penunggang unta, adalah wanita yang baik dari kalangan quraisy yang penuh kasih sayang terhadap anaknya dan sangat menjaga apa yang dimiliki oleh suami." (Muttafaqun 'alaihi)

- Mengatur kondisi rumah tangga yang rapi, bersih dan sehat sehingga tampak menyejukkan pandangan dan membuat betah penghuni rumah.

3. Mendidik anak yang merupakan salah satu tugas yang termulia untuk mempersiapkan sebuah generasi yang handal dan diridhai oleh Allah SWT.
  • Adab Keluar Rumah
Allah Yang Maha Mengetahui tentang maslahat (kebaikan) hambanya di dunia maupun diakhirat yaitu kewajiban wanita untuk tetap tinggal di rumah. Namun bila ada kepentingan, diperbolehkan baginya keluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya.

Rasulullah bersabda:


قَدْ أَذِنَ لَكُنَّ أَنْ تَخْرُجْنَ لِحَوَائِجِكُنَّ
"Allah telah mengijinkan kalian untuk keluar rumah guna menunaikan hajat kalian." (Muttafaqun 'alahi)
  • Namun juga ingat petuah Rasulullah yang lainnya:
"Wanita itu adalah aurat maka bila ia keluar rumah syaithan menyambutnya." (HR. At Tirmidzi, shahih lihat Al Irwa' no. 273 dan Shahihul Musnad 2/36)

Sehingga wajib baginya ketika hendak keluar harus memperhatikan adab yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya , yaitu:
  • Memakai jilbab yang syar'i sebagaimana dalam surat (QS Al Ahzab [33]: 59.
  • Atas izin dari suaminya, bila ia sudah menikah.
  • Tidak boleh bersafar kecuali dengan mahramnya. (HR. Muslim no. 1341)
  • Menundukkan pandangan. (QS An Nur [24]: 31)
  • Berbicara dengan wajar tanpa mendayu-dayu . (QS Al Ahzab [33]: 32)
  • Tidak boleh melenggak lenggok ketika berjalan.
  • Hindari memakai wewangian. (Al Jami'ush Shahih: 4/311)
  • Tidak boleh menghentakkan kaki ketika berjalan . (QS An Nur [24]: 31)
  • Tidak boleh ikhtilath (campur baur) antara lawan jenis. (Shahih Al Bukhari no. 870)
  • Tidak boleh khalwat (menyepi dengan pria lain yang bukan mahram) (Lihat Shahih Muslim 2/978)(Sumber : Buletin Dakwah Al-Ilmu, Jember > http://assalafy.org)